Beli Rumah KPR atau Tunai? Cermati Perhitungannya
Permasalahan membeli rumah tak hanya soal memilih lokasi, desain, dan menentukan anggaran. Saat anggaran sudah ditentukan pun, muncul kegalauan baru: Sebaiknya mencicil atau langsung lunas?
Baik membeli rumah secara KPR atau tunai, semua ada plus minusnya. Karena itu, anda perlu mencermati dulu mana yang sesuai dengan kondisi keuangan dan kenyamanan jangka panjangnya.
Perbedaan Antara Beli Rumah KPR atau Tunai
Di Indonesia, 2 cara paling umum adalah membeli rumah dengan cara mengajukan Kredit Pembelian Rumah (KPR) dan tunai, langsung ke developer atau orang yang menjual rumahnya. Bagi anda yang berencana membeli hunian untuk pertama kali, sebaiknya jangan terburu-buru deal sebelum mengetahui kondisi rumah baik fisik maupun legalitasnya.
Keuntungan dan Kerugian Beli Rumah Secara KPR
Jika membeli rumah dengan cara KPR, maka anda harus berhubungan setidaknya dengan 2 pihak, yaitu developer dan bank yang akan memberikan pinjaman. Keuntungan paling menonjol dari beli rumah secara KPR adalah dana awal yang dibutuhkan lebih terjangkau karena anda hanya perlu mempersiapkan uang muka (downpayment). Jika memiliki gaji UMR dan manajemen keuangan yang baik, anda bisa mengumpulkan uang muka ini dengan menabung selama 5 tahun.
Untuk persyaratan awal, pihak developer biasanya meminta uang muka sebesar 20% dari harga rumah. Setelah itu, pihak bank akan menaksir nilai pinjaman (plafon) yang diberikan berdasarkan kemampuan bayar anda. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pihak bank antara lain adalah umur, profesi, tanggungan keluarga, serta skor kredit (BI Checking).
Sementara itu, kerugian dari beli rumah secara KPR adalah persyaratan administrasinya lebih rumit dan masih ada tanggungan untuk mengangsur setiap bulannya. Jika dihitung secara total, harga rumah KPR juga cenderung lebih mahal dibanding beli secara tunai karena ada bunga yang dibebankan.
Perlu diingat juga bahwa ketika membeli rumah dengan cara KPR, maka surat-suratnya masih akan ditahan oleh bank sampai pembayarannya lunas. Anda mungkin bisa menyewakan rumah yang dicicil agar mendapat dana segar, tapi tidak bisa menjualnya dengan mudah. Kebijakan oper kredit rumah akan menyita waktu dan tenaga tambahan.
Keuntungan dan Kerugian Beli Rumah Tunai
Jika membeli rumah secara tunai, anda tinggal menyiapkan sejumlah uang sesuai dengan harga rumah dan administrasinya, berangkat ke notaris bersama dengan penjual, melakukan transaksi jual beli, lalu pulang membawa surat hak kepemilikan rumah. Tidak perlu memikirkan biaya angsuran bulanan, dan bisa segera melakukan renovasi jika dibutuhkan.
Meskipun begitu, membeli rumah secara tunai juga memiliki resiko tersendiri. Salah satunya adalah jika anda sedang apes dan terkena penipuan. Waspadai developer-developer nakal yang membangun perumahan di area yang legalitasnya belum jelas, kualitas bangunan kurang safety, dan tidak memberikan fasilitas sesuai penawaran awal.
Awalnya, mungkin anda sudah sangat yakin dengan hunian yang dipilih. Namun, dalam banyak kasus, keluhan hunian muncul selang beberapa waktu setelah rumah ditempati. Jika anda terlanjur membeli rumah lalu ada masalah seperti air keruh, listrik sering mati atau bahkan banjir, tentu akan sulit untuk mencari rumah baru jika dana sudah habis.
Menjual kembali rumah yang sudah dibeli juga tidak semudah membalik telapak tangan. Karena itu, membeli rumah secara tunai tak hanya membutuhkan dana yang besar di awal, melainkan juga survey lokasi dan kesabaran hingga menemukan tempat yang cocok. Jangan terburu-buru beli rumah hanya karena uang cash yang anda miliki setara dengan harga yang ditawarkan.
Baik Beli Rumah KPR atau Tunai, Perhatikan Sumber Penghasilan Anda
Bagi anda yang berprofesi sebagai pegawai negeri atau kantor pemerintah, membeli rumah secara KPR akan terasa lebih cocok karena pemasukan rutin setiap bulannya sudah pasti. Risiko PHK bagi pegawai negeri sangat kecil, bahkan tidak ada. Kemungkinan pengajuan pinjaman disetujui juga sangat terbuka, mengingat pihak bank juga mempertimbangkan instansi asal tempat anda bekerja.
Dengan begitu, anda bisa mengalokasikan 30% dari penghasilan bulanan untuk cicilan rumah. Sisa gaji bisa digunakan untuk pos-pos yang lain seperti kebutuhan bulanan keluarga, tabungan darurat, serta investasi.
Sementara itu, bagi anda yang berprofesi sebagai pedagang atau freelancer yang besar gajinya belum tentu sama setiap bulannya, akan lebih baik jika mengumpulkan uang dalam jumlah lebih besar terlebih dahulu di awal. Jika anda tidak siap untuk komitmen pembayaran jangka panjang, memiliki tanggungan selama 5 hingga 20 tahun tentu akan mengganggu ritme kehidupan dan pengaturan finansial pribadi.
Saat ini juga telah ada kebijakan promo rumah DP nol rupiah untuk para milenial dan generasi Z, dengan syarat cicilan rumah harus lunas sebelum umur 55 tahun. Namun perlu diingat, semakin kecil uang mukanya, maka cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan pun makin besar.
–
Jika artikel ini bermanfaat buatmu, jangan lupa bagikan artikel ini ke teman-temanmu ya. Yuk gabung di grup Telegram kita buat informasi terbaru seputar properti.