Trio Instrumen Investasi Terbaik untuk Beli Rumah
Rasanya berat jika hanya mengandalkan menabung dari bagian gaji bulanan untuk membeli rumah. Harga rumah tidak akan pernah turun sementara gaji tidak akan naik signifikan dalam waktu dekat. Intinya, keinginan untuk membeli rumah sulit terkejar sementara kini perumahan cluster sudah melambung mulai dari 300 jutaan. Semakin mendekati pusat kota atau kawasan elit, harganya pun kian meroket.
Tentu, tidak ada salahnya menabung untuk membeli rumah bahkan kamu harus melakukannya. Tetapi kamu harus mulai melakukan diversifikasi melalui investasi jika kamu mau mengimbangi kenaikan harga rumah yang melebih inflasi tiap tahunnya. Masalahnya adalah bunga tabunganmu tidak lebih dari dua persen setahun sementara inflasi paling kecil 3 persen.
Dengan kata lain tiap tahunnya kamu ketinggalan 1-2 persen dan lebih jauh lagi kalau dibandingkan dengan peningkatan harga rumah per tahunnya.
Investasi Emas
Emas meman terkenal sebagai instrumen investasi yang mapan terlepas dari perencanaan dan kondisi keuanganmu. Meskipun jadul, investasi emas tetap diminati hingga kini, apalagi kian mudah untuk mengakses pembeliannya lewat aplikasi digital. Berkat nilainya yang relatif stabil, emas disebut sebagai investasi safe haven.
Ketika USD menguat terhadap rupiah biasanya karena kebijakan tapering off-nya The Fed, harga emas bakal menguat. Hal seperti ini terus terulang tiap tahunnya walaupun harga emas juga punya dinamikanya sendiri per kuartal. Namun, investasi emas tidak bisa asal saja.
Lebih baik hindari investasi emas perhiasan dan pilihlah emas berserfikat. Harga emas perhiasan biasanya sudah termasuk biaya pembuatan yang cukup tinggi sehingga kamu akan rugi ketika emasnya saja dijual. Emas bersertifikat tidak akan turun jauh dari harga beli kalau suatu saat kamu memutuskan untuk menjualnya.
Investasi Saham
Membeli rumah tentu butuh dana besar ya, walaupun itu sekadar untuk uang muka pun ya tetap puluhan juta. Kamu membutuhkan instrumen investasi yang memberikanmu return yang cukup besar dalam setahun. Saham jelas adalah jawabannya sebab kamu berpotensi mendapatkan return dari 10 hingga 20 persen.
Hasil investasi saham jauh mengungguli suku bunga bank dan tingkat inflasi apalagi kamu mengatur portofoliomu untuk jangka panjang. Jika berhasil, kamu bisa dengan mudah mengumpulkan uang untuk DP rumah hanya dalam waktu satu atau dua tahun saja.
Tentu, investasi saham juga datang dengan risiko yang cukup tinggi. Harga dan keuntungan dari saham sepenuhnya terkait dengan performa dan citra perusahaan yang kamu beli sahamnya. Jika harga sahamnya turun, begitu pula denga return investasimu. Yang terburuk, bisa saja kamu rugi berinvestasi di saham.
Investasi Reksadana
Reksadana adalah solusi instrument investasi lainnya jika kamu berencana untuk membeli rumah dalam jangka waktu yang relatif pendek. Investasi reksadana secara umum berpotensi memberikanmu return dari 15% hingga 20% persen setahun. Tetapi, reksadana sudah jelas merupakan investasi dengan risiko yang tinggi.
Kecuali kamu adalah investor profesional, hampir pasti kamu perlu menyerahkan pengelolaan portofolio reksadanamu melalui perusahaan investasi, manajer investasi, atau broker. Ada beberapa jenis investasi reksadana yang bisa kamu pilih termasiuk reksadana saha, pendapatan tetap, pasar uang, dan campuran.
Secara umum, reksadana saham pilihan investasi tepat untuk rumah karena returnya yang besar, tetapi risikonya juga besar. Konsultasikan kebutuhan investasimu dengan manajer investasi untuk mendapatkan masukkan tentang reksadana yang ideal untuk tujuan investasimu, dalam hal ini untuk membeli rumah.
–
Demikianlah trio instrument investasi untuk beli rumah. Kira-kira kamu pilih yang mana? Jangan lupa bagikan artikel ini ya supaya makin banyak orang melek tentang investasi untuk beli rumah. Dapatkan informasi terbaru tentang properti dengan gabung di grup Telegram kami.